Minggu, 21 April 2013

Cerita Rakyat Sumatera : Legenda Putri Ular dari Simalungun


Alkisah, di suatu negeri di kawasan Simalungun, Sumatera Utara, berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Sang Raja memiliki seorang putri yang kecantikannya sungguh luar biasa.
Berita tentang kecantikan putri raja itu tersebar ke berbagai pelosok negeri. Berita tersebut juga didengar oleh seorang raja muda yang memerintah di sebuah kerajaan yang letaknya tidak jauh dari kerajaan ayah sang Putri.
Mendengar kabar tersebut, Raja Muda yang tampan itu berniat melamar sang putri. Sang raja kemudian mengumpulkan para penasehat kerajaan untuk memusyawarahkan keinginannya tersebut.
“Wahai, para penasehatku! Apakah kalian sudah mendengar berita kecantikan putri itu?” tanya sang raja kepada penasehatnya.
“Sudah, Tuan!” jawab para penasehat serantak.
“Bagaimana menurut kalian, jika sang putri itu aku jadikan sebagai permaisuri?” sang Raja kembali bertanya.
“Hamba setuju, Tuan!” jawab salah seorang penasehat.
“Iya, Tuan! Hamba kira, Tuan dan Putri adalah pasangan yang sangat serasi. Tuan seorang raja muda yang tampan, sedangkan sang putri seorang gadis yang cantik jelita,” tambah seorang penasehat.
“Baiklah kalau begitu. Segera persiapkan segala keperluan untuk meminang sang putri,” perintah sang raja.
“Baik, Baginda!” jawab seluruh penasehat serentak.
Keesokan harinya, tampak rombongan utusan raja muda meninggalkan istana menuju negeri tempat tinggal sang putri. Sesampainya di sana, mereka disambut dan dijamu dengan baik oleh ayah sang putri. Usai perjamuan, utusan sang raja muda pun menyampaikan maksud kedatangan mereka.
“Ampun, Baginda! Maksud kedatangan kami ke sini adalah hendak menyampaikan pinangan Raja kami,” jawab salah seorang utusan yang bertindak sebagai juru bicara.
“Kami menerima pinangan Raja kalian dengan senang hati, karena kedua kerajaan akan bersatu untuk mewujudkan masyarakat yang makmur, damai dan sejahtera,” jawab sang raja.
“Terima kasih, Baginda! Berita gembira ini segera kami sampaikan kepada Raja kami. Akan tetapi…, Raja kami berpesan bahwa jika lamaran ini diterima pernikahan akan dilangsungkan dua bulan lagi,” ujar utusan tersebut.
“Kenapa begitu lama?” tanya sang Raja tidak sabar.
“Raja kami ingin pernikahannya dilangsungkan secara besar-besaran,” jawab utusan itu.
“Baiklah kalau begitu, kami siap menunggu,” jawab sang Raja.
Usai berunding, utusan Raja Muda berpamitan kepada sang Raja untuk kembali ke negeri mereka. Setibanya di sana, mereka langsung melaporkan berita gembira itu kepada Raja mereka, bahwa pinangannya diterima. Sang Raja Muda sangat gembira mendengar berita itu.
“Kalau begitu, mulai saat ini kita harus menyiapkan segala keperluan untuk upacara pernikahan ini!” seru Raja Muda.
“Baiklah, Tuan! Segera kami kerjakan,” jawab seorang utusan.
Sementara itu, setelah para utusan Raja Muda kembali ke negeri mereka, ayah sang Putri menemui putrinya dan menyampaikan berita pinangan itu.
“Wahai, putriku! Tahukah engkau maksud kedatangan para utusan itu?” tanya sang Raja kepada putrinya.
“Tidak, ayah! Memangnya ada apa, yah?” sang putri balik bertanya.
“Ketahuilah, putriku! Kedatangan mereka kemari untuk menyampaikan pinangan raja mereka yang masih muda. Bagaimana menurutmu?” tanya sang Ayah.
“Jika ayah senang, putri bersedia,” jawab sang Putri malu-malu.
“Ayah sangat bangga memiliki putri yang cantik dan penurut sepertimu, wahai putriku!” sanjung sang Ayah.
“Putriku, jagalah dirimu baik-baik! Jangan sampai terjadi sesuatu yang dapat membatalkan pernikahanmu,” tambah sang ayah.
“Baik, ayah!” jawab sang putri.
Menjelang hari pernikahannya, sebagaimana biasa, setiap pagi sang putri pergi mandi dengan ditemani beberapa orang dayangnya di sebuah kolam yang berada di belakang istana. Di pinggir kolam disiapkan sebuah batu besar untuk tempat duduk sang putri. Usai berganti pakaian, sang putri segera masuk ke dalam kolam berendam sejenak untuk menyejukkan sekujur tubuhnya.
Setelah beberapa saat berendam, sang putri duduk di atas batu di tepi kolam. Sambil menjuntaikan kakinya ke dalam air, sang putri membayangkan betapa bahagianya saat pernikahan nanti, duduk bersanding di pelaminan bersama sang suami, seorang Raja Muda yang gagah dan tampan.
Di tengah-tengah sang putri asyik mengkhayal dan menikmati kesejukan air kolam itu, tiba-tiba angin bertiup kencang. Tanpa diduga, sebuah ranting pohon yang sudah kering mendadak jatuh tepat mengenahi ujung hidung sang putri.
“Aduuuh, hidungku!” jerit sang putri sambil memegang hidungnya.
Dalam sekejap, tangan putri yang malang itu penuh dengan darah. Sambil menahan rasa sakit, sang putri menyuruh dayang-dayangnya untuk diambilkan cermin. Betapa terkejut dan kecewanya sang putri saat melihat wajahnya di cermin. Hidungnya yang semula mancung itu tiba-tiba menjadi sompel (hilang sebagian) tertimpa ranting pohon yang ujungnya tajam. Kini wajah sang putri tidak cantik lagi seperti semula. Ia sangat sedih dan air matanya pun bercucuran keluar dari kelopak matanya.
“Celaka! Pernikahanku dengan raja muda akan gagal. Ia pasti akan mencari putri lain yang tidak memiliki cacat. Jika aku gagal menikah dengan raja muda, ayah dan ibu pasti kecewa dan malu di hadapan rakyatnya,” pikir sang putri.
Sang putri sangat tertekan. Pikiran-pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya. Hatinya pun semakin bingung. Ia tidak ingin membuat malu dan kecewa kedua orang tuanya. Namun, ia tidak mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, selain menyesali nasibnya yang malang itu.
Sang putri pun jadi putus asa. Sambil menangis, ia menengadahkan kedua tangannya ke atas, lalu berdoa:
“Ya, Tuhan! Hukumlah hambamu ini yang telah membuat malu dan kecewa orang tuanya!” doa sang putri dengan mata berkaca-kaca.
Baru saja doa itu terucap dari mulut sang putri, tiba-tiba petir menyambar-nyambar sebagai tanda doa sang putri didengar oleh Tuhan. Beberapa saat kemudian, tubuh sang putri mengalami perubahan yang sangat mengejutkan. Kakinya yang putih mulus tiba-tiba mengeluarkan sisik. Sisik tersebut semakin merambat ke atas. Dayang-dayangnya pun tersentak kaget saat melihat peristiwa itu. Ketika sisik itu mencapai dada, sang putri segera memerintahkan seorang dayang-dayangnya untuk memberi tahu ayah dan ibunya di dalam istana.
“Ampun, Tuan!” hormat sang dayang kepada raja.
“Ada apa, dayang-dayang?” tanya sang raja.
“Ampun, Tuan! Kulit tuan putri mengeluarkan sisik seperti ular,” lapor sang dayang.
“Apa…? Anakku mengeluarkan sisik!” tanya sang raja tersentak kaget.
“Benar, Tuan! Hamba sendiri tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi,” jawab sang dayang.
Setelah mendengar laporan itu, sang raja dan permaisuri segera menuju ke kolam permandian. Sesampainya di tempat itu, mereka sudah tidak melihat tubuh sang putri. Yang tampak hanya seekor ular besar yang bergelung di atas batu yang biasa dipakai sang putri untuk duduk.
“Putriku!” seru sang raja kepada ular itu.
Ular itu hanya bisa menggerakan kepala dan menjulurkan lidahnya dengan tatapan mata yang sayu. Ia seakan hendak berbicara, namun tak satu kata pun yang terucap dari mulutnya.
“Putriku! Apa yang terjadi denganmu?” tanya permaisuri cemas.
Meskipun permaisuri sudah berteriak memanggilnya, namun ular itu tetap saja tidak bisa berkata apa-apa. Tak lama kemudian, ular besar penjelmaan sang putri pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam semak belukar. Sang raja dan permaisuri beserta dayang-dayang tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sangat sedih dan menangis atas nasib malang yang menimpa sang putri.
Peristiwa penjelmaan sang putri menjadi seekor ular adalah hukuman dari Yang Kuasa atas permintaannya sendiri, karena keputusasaannya. Ia putus asa karena telah membuat malu dan kecewa kedua orang tuanya. Ia tidak berhasil menjaga amanah ayahnya untuk selalu jaga diri agar tidak terjadi sesuatu yang dapat membatalkan pernikahannya dengan Raja Muda yang tampan itu.

Kamis, 10 Januari 2013

Wilayah Indonesia Dahulu dan Sekarang

Negara Indonesia telah banyak mengalami perkembangan hingga saat ini. Perkembangan tersebut dimulai sejak Indonesia dibentuk, dijajah, mengumandangkan kemerdakaannya, sampai saat ini. Indonesia yang dulunya hanya terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah mencapai 33 provinsi telah mengalami banyak kemajuan meskipun diterpa dengan banyak cobaan dalam masa pembangunan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah perkembangan negara Indonesia, silahkan download di sini...

KENAMPAKAN ALAM

Kenampakan alam merupakan bentuk permukaan bumi. Kenampakan alam disebut juga bentang alam.
Kenampakan alam bermacam-macam. Kenampakan alam ada dua, yaitu kenampakan alam di wilayah daratan dan kenampakan alam di wilayah peraiaran.

Kenampakan alam di daratan terdiri dari dataran tinggi, dataran rendah, gunug pegunungan, dan lembah.
Kenampakan alam di perairan terdiri dari, danau, laut, teluk, selat, tanjung, sungai, dan lain-lain.

Penjelasan lebih lanjut tentang kenampakan alam dapat didownload di sini...

Rabu, 09 Januari 2013

PETA

Peta adalah gambar sebagian atau keseluruhan permukaan bumi dengan perbandingan tertentu. Peta menggambarkan tempat yang lebih luas.
Selain itu peta harus dibuat dengan perbandingan tertentu. Perbandingan inilah yang disebut dengan skala. Skala mempunyai arti perbandingan jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Pada peta untuk menggambarkan obyek alam atau buatan yang ada di permukaan bumi digunakan simbol.
Nah, bagaimana peta dibuat?

Silahkan download di sini untuk mengetahui PETA lebih lanjut....

Jenis – Jenis Pekerjaan


Kompetensi Dasar : 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan
Tujuan Pembelajaran : 2.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis pekerjaan dalam lingkungan tempat tinggalnya.

Kebutuhan manusia sangat beragam. Ada tiga kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yaitu sandang, pangan dan papan. Sandang adalah kebutuhan  yang berupa pakaian. Pangan adalah kebutuhan yang berupa makanan. Papan adalah kebutuhan yang berupa tempat tinggal atau rumah.

Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus bekerja. Dengan bekerja, manusia akan mendapatkan penghasilan, yang berupa uang atau gaji. Uang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.
Coba kamu perhatikan orangtuamu di rumah. Orangtuua terutama ayah berkewajiban untuk mencari nafkah. Ayah bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan ayah digunakan untuk membiayai keluarga, misalnya untuk membeli makanan, untuk membayar uang sekolah, dan lain – lain.

Ada banyak pekerjaan. Pekerjaan dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

1. Pekerjaan yang menghasilkan barang. 
Pekerjaan ini menghasilkan barang. Pekerja mengolah bahan mentah menjadi barang. Barang yang dihasilkan bisa berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Barang setengah jadi adalah barang yang belum jadi, artinya masih perlu diolah agar menjadi barang yang siap digunakan. Contoh barang setengah jadi adalah rangka kursi, rangka jendela. Barang jadi adalah barang yang sudah siap digunakan. Contoh barang jadi adalah pakaian yang sudah siap dipakai.
Jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang : 
  1.  Petani ; bekerja mengolah tanah untuuk ditanami padi, sayur atau buah. Setelah panen, petani mendapatkan padi, sayur dan buah dan kemudian dapat dikonsumsi dan dijual ke pasar. Barang yang dihasilkan petani sebagian besar adalah bahan mentah yang harus doiolah dulu sebelum dikonsumsi atau dimakan. 
  2. Peternak ; bekerja membudidayakan ternak yang tujuannya untuk mendapatkan manfaat dari hewan ternak. Hewan ternak, misalnya ikan, ayam, bebek, sapi, kerbau , kambing dan kuda. Hewan ternak menghasilkan telur, susu dan daging. Ada juga yang dimanfaatkan bulu dan kulitnya.
  3. Pengrajin ; bekerja untuk membuat bahan kerajinan. Pengrajin mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Pengrajin ada dua, yaitu pengrajin yang menghasilkan barang keperluan dan pengrajin yang menghasilkan makanan. Pengrajin yang menghasilkan barang keperluan, misalnya pengrajin kursi, keramik, besi tempa, batik, dan lain-lain. Pengrajin yang  menghasilkan makanan, misalnya pengrajin tahu, tempe, keripik, manisan, dan lain-lain. Pekerjaan pengrajin memerlukan keahlian khusus.
  4.  Penjahit ; adalah orang yang menjahit kain. Penjahit mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi. Misalnya menjahit kain menjadi pakaian yang siap pakai. Penjahit memerlukan keahlian khusus, terutama keahlian di bidang model pakaian dan cara menjahit.
  5. Pedagang makanan olahan ; menghasilkan barang konsumsi berupa makanan jadi. Misalnya pembuat kue, penjual bakso, juru masak. Pekerjaan ini memerlukan keahlian khusus untuk mengolah bahan makanan. 
2. Pekerjaan yang menghasilkan jasa.

Jasa merupakan pelayanan. Dari hasil menjual jasa, pekerja dapat  memperoleh uang atau gaji. Ada pekerjaan jasa yang membutuhkan keahlian khusus. Ada pula yang harus menempuh pendidikan tinggi. Dan ada pula yang hanya mengandalkan tenaga (fisik).
Jenis – jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa
  1. Guru; adalah orang yang gmengajarkan ilmu, yang melayani siswa di bidang pendidikan. Guru memberikan bimbingan dan pengajaran di sekolah. Ada juga guru yang tidak mengajar di sekolah, misalnya hanya melalui kursus atau les di rumah.
  2.  Dokter ; adalah orang yang bekerja menyembuhkan pasien. Dokter memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk menjadi dokter diperlukan pendidikan khusus di perguruan tinggi. Dokter merupakan pekerjaan yang mulia.
  3.  Pedagang ; adalah orang yang menjual apa saja. Pedagang melayani pembeli untuk membeli barang dagangannya. Pedagang dapat kita jumpai di pasar dan di toko.
  4.  Tukang cukur atau salon ; bekerja untuk mencukur rambut seseorang sesuai dengan permintaan. Pekerjaan ini memerlukan keahlan khusus atau belajar dari ahlinya. Tukang cukur biasanya digunakan oleh kaum laki-laki. Salon biasanya digunakan oleh kaum perempuan.
  5. Buruh angkut ; melayani jasa pengangkutan, misalnya jasa memindahkan dan mengangkut barang. Barang dapat diangkut sendiri atau menggunakan alat. Buruh angkut dapat dijumpai di mana saja, misalnya di pasar, di terminal, di pelabuhan, dan stasiun.
  6. Sopir ; adalah orang yang bekerja mengemudikan mobil. Sopir ada dua, yaitu sopir angkutan umum dan sopir pribadi. Sopir angkutan umum misalnya sopir bajaj, sopir bus, sopir taksi. Sopir pribadi misalnya sopir kantor dan sopir keluarga. Pekerjaan ini memerlukan keahlia khusus.
  7.  Pegawai negeri adalah orang gyang bekerja untuk negara dan melayani masyarakat. Pegawai negeri ada dua, yaitu pegawai negeri sipil (guru, pegawai kelurahan, pegawai pajak) dan pegawai militer (polisi dan tentara).

Soal Refleksi :
  1. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan yang menghasilkan barang?
  2. Tuliskan lima contoh pekerjaan yang menghasilkan barang !
  3. Mengapa orangtua bekerja? Tuliskan tiga manfaat penghasilan dalam kehidupan sehari-hari !
  4. Tuliskan lima contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa !
  5. Apa yang dimaksud dengan pekerjaan yang menghasilkan jasa ?
 
Sumber :
Hernawan, Edi dan Endang Hendayani. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI
         kelas 3. Jakarta : Pusat Perbukuan.